November 14, 2016

INFOJADI | Donald Trump Akan Deportasi 3 Juta Imigran Ilegal dari AS

InfoJadi - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menepati janjinya untuk mendeportasi jutaan imigran ilegal dari AS. Diperkirakan sekitar 3 juta imigran tanpa dokumen resmi akan dipulangkan dari AS setelah Trump resmi menjabat Presiden AS pada 20 Januari 2017. 



"Apa yang akan kita lakukan adalah mendapatkan orang-orang yang juga pelaku kriminal dan memiliki catatan kriminal, anggota geng, pengedar narkoba, banyak dari orang-orang ini, mungkin sekitar 2 juta, bisa juga 3 juta (orang) -- kita akan mengeluarkan mereka dari negara kita atau kita akan memenjarakan mereka," tegas Trump saat diwawancarai wartawan CBS, Lesley Stahl, dalam acara '60 Minutes' dan dilansir AFP, Senin (14/11/2016).

Wawancara dengan CBS ini merupakan wawancara pertama Trump dengan televisi AS setelah dia resmi menjadi presiden terpilih AS. Dalam wawancara ini, Trump juga membiarkan 'pintu terbuka' soal nasib jutaan imigran lainnya yang masuk ke AS secara ilegal namun telah bekerja sejak lama.

"Setelah perbatasan aman dan semuanya normal, kita akan menentukan orang-orang yang Anda sebut, yang merupakan orang-orang hebat," ucap Trump merujuk pada para imigran pekerja keras di AS.

Tidak lupa, Trump juga menyinggung kembali soal rencana pembangunan tembok perbatasan antara AS dengan Meksiko, yang berulang kali diserukan selama kampanye. Namun dengan nada sedikit melunak, Trump menyebut pembatas perbatasan AS-Meksiko nantinya tidak sepenuhnya dibangun dari batu bata dan semen yang solid, namun di beberapa bagian bisa dipasangi pagar kawat.

"Untuk area tertentu, tembok mungkin lebih tepat. Saya sangat ahli dalam hal ini, ini disebut konstruksi, akan ada beberapa menggunakan pagar kawat," sebut pengusaha real estate ternama asal New York ini.

Beberapa waktu lalu, usai menemui Ketua House of Representative (HOR) Paul Ryan di Washington DC, Trump menyebut isu imigrasi atau keamanan perbatasan sebagai salah satu dari tiga prioritas utamanya. Dua prioritas lainnya adalah layanan kesehatan dan lapangan pekerjaan.

Sumber Detik.com