November 11, 2016

INFOJADI | Kini Trump Puji Demostran di AS

InfoJadi - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump berubah sikap setelah mengecam demonstran yang marak memprotes dirinya. Trump kini memuji semangat para demonstran dalam membela AS.



Perubahan sikap yang terjadi hanya berselang beberapa jam ini memicu pertanyaan soal gaya kepemimpinan Trump. Pada 20 Januari 2017 mendatang, Trump akan dilantik menjadi Presiden AS ke-45 menggantikan Presiden Barack Obama.

"Menyukai fakta bahwa sekelompok kecil demonstran semalam memiliki semangat untuk negara kita yang hebat. Kita semua akan bersama-sama dan bangga bersama!" kicau Trump pada Jumat (11/11) waktu AS, seperti dilansir Reuters, Sabtu (12/11/2016).

Kicauan Trump itu sungguh bertolak belakang dengan komentar sebelumnya yang bernada mengecam aksi protes di puluhan kota AS melawan kemenangan dirinya dalam pilpres. Trump juga menyebut aksi protes itu dihasut oleh media dan disebutnya sangat tidak adil.

Kicauan Trump itu menjadi contoh dari salah satu pesan yang tidak jelas dari Trump, semenjak dia mengumumkan pencapresannya 17 bulan lalu. Setelah capres Partai Demokrat Hillary Clinton mengaku kalah pada Rabu (9/11), Trump memberikan pidato yang lebih sejuk yang jarang ditampilkannya selama kampanye. Trump bahkan berjanji akan menjadi presiden bagi seluruh rakyat Amerika.

Baca juga: Donald Trump Sebut Demo Memprotes Kemenangannya Sangat Tidak Adil

Berbagai demo anti-Trump di AS menyuarakan kekhawatiran bahwa kepemimpinan Trump akan memicu pelanggaran hak sipil dan HAM rakyat AS. Demonstran merujuk pada berbagai retorika kampanye Trump, seperti membatasi imigran dan mewajibkan pemeriksaan warga muslim.

Sebagian besar demonstran di kota-kota AS, termasuk Washington, Los Angeles, dan Portland, terdiri atas kaum muda dan mahasiswa, serta orang-orang dengan latar belakang etnis berbeda.

Untuk menakar bagaimana perasaan kaum muda AS terhadap Trump, sebuah polling dari UMass (University of Massachusetts Amherst) Lowell Center for Public Opinion sebelum pilpres digelar menunjukkan 66 persen warga dewasa AS berusia 18-35 tahun ingin Trump mundur dari pencapresan usai video komentar cabul terhadap wanita mencuat pada Oktober lalu.

"Antipati terhadap Trump sangat nyata dan sangat mendalam. Saya menduga bahwa aksi protes ini, khususnya di kampus-kampus, sedikit banyak akan mewarnai kepresidenan Trump," sebut associate professor untuk ilmu politik di UMass, Joshua Dyck.

Sumber Detik