September 17, 2016

INFOJADI | Filipina Tak Bisa Selamanya Tergantung Bagi Amerika

InfoJadi - Pemerintah Filipina menegaskan komitmennya untuk bersekutu dengan Amerika Serikat (AS). Namun Filipina juga menekankan keengganan untuk dikuliahi soal Hak Asasi Manusia (HAM) dan diperlakukan seperti 'adik berkulit cokelat' oleh AS. 



Sebutan 'adik berkulit cokelat' atau 'little brown brother' banyak digunakan AS untuk menyebut warga Filipina saat masa kolonialisme pada abad ke-19 silam. Seperti dilansir Reuters, Jumat (16/9/2016), pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay dalam kunjungannya ke AS.

Kunjungan ini dilakukan setelah komentar kasar Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang menyebut Obama sebagai 'anak pelacur', memicu ketegangan antara kedua negara yang sebenarnya sekutu dekat. Dalam penjelasannya di AS, Yasay menyebut komentar itu disalahartikan oleh banyak pihak. 

Dalam pernyataannya, Yasay menolak kritikan terhadap kebijakan Duterte memerangi kriminal, yang sejauh ini telah menewaskan ribuan orang. Dia menegaskan, Filipina tidak akan pernah mengampuni pembunuhan secara ilegal. Yasay juga meminta hubungan AS- Filipina harus didasarkan pada rasa saling menghormati. 

"Saya meminta rekan Amerika kami, pemimpin Amerika, untuk melihat aspirasi kami. Kami tidak bisa selamanya menjadi adik berkulit cokelat bagi Amerika. ... Kami harus berkembang, kami harus bertumbuh dan menjadi kakak bagi rakyat kami," tegas Yasay.

"Anda harus mengelolanya dengan benar. Anda tidak bisa pergi ke Filipina dan berkata 'Saya akan memberi Anda sesuatu, saya akan membantu Anda bertumbuh, tapi ini daftar hal-hal yang harus Anda turuti -- kami akan menguliahi Anda soal HAM'," imbuhnya.

Yasay menekankan, Duterte berkomitmen menjaga hubungan kemitraan dengan AS. "Berkomitmen secara teguh untuk menjaga dan menghormati aliansi, termasuk dengan AS," sebutnya.

Berbicara dalam forum diskusi di Pusat Kajian Strategi dan Internasional, Washington DC, Yasay juga menjelaskan bahwa seruan Duterte soal penarikan pasukan khusus AS dari wilayah Filipina bagian selatan, hanyalah langkah sementara. Hal itu demi menjaga pasukan AS dari bahaya Abu Sayyaf, yang tengah diburu secara besar-besaran oleh militer Filipina.

Sumber Detikcom