InfoJadi - Ratusan orang menolak keberadaan tiga Gereja di Perumahan Griya Parungpanjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (21-05-2017).
Dengan menggelar tikar dan kardus sebagai alas duduk, para peserta aksi yang mengenakan pakaian serba putih-putih yang menyuarakan tuntutan mereka agar para jemaat Gereja Methodist Indonesia, Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), serta sebuah Gereja Katolik meninggalkan rumah ibadah yang mereka tempati.
Pasalnya, ketiga gereja tersebut tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari pemerintah daerah setempat. Pendeta Abdi Saragih dari Gereja Methodist Indonesia mengakui bahwa gereja yang dipimpinnya tidak memiliki IMB. "Namun, bukan berarti kami tidak pernah mengurusnya. Sejak 1999 setiap kami urus selalu ditolak," Ujar Abdi
Hal senada juga diucapkan anggota majelis Gereja HKBP Parung Panjang, Walmen Nainggolan. Menurutnya, ada sejumlah unsur dari rangkaian persyaratan yang sulit dipenuhi, misalnya rekomendasi tertulis kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota.
Sebagaimana disyaratkan Instruksi Gubernur Jawa Barat No 28 Th 1990, ada enam syarat untuk penerbitan izin mendirikan bangunan (IMB) tempat ibadah, yakni pendapat tertulis kepala kantor departemen agama; sesuai tata guna dan tata ruang; persetujuan 40 kepala keluarga domisili pengguna; izin dari masyarakat; serta pendapat tertulis MUI, DGI, Parisada, Hindu Dharma, MAWI, WALUBI, ulama/rohaniawan.
Saat demonstrasi berlangsung, jemaat ketiga gerajatidak mengikuti ibadah Minggu. Hanya saja menurut Abdi, ada beberapa orang yang berkumpul dan berjaga-jaga seraya berdoa. Aktivitas ini dilakukan setelah ada sebuah surat di Gereja tersebut. Surat itu, berisi bahwa "Gereja akan di balok jika terus melakukan ibadah".
"Kami semakin di intimidasi dalam beribadah. Apalagi bupati Bogor telah menetapkan status quo terhadap 3 gereja, termasuk gereja kami," ujar Abdi
Sumber : Bbc.com || PojokQQ.com || JadiQQ.com