February 26, 2018

InfoJadi - Pencapresan Jokowi, Simbolisasi Istana Batu Tulis


InfoJadi - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P) resmi mengusung Presiden Jokowi sebagai calon presiden pada Pemilu 2019. Deklarasi tersebut dilakukan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ketiga PDI-P di Grand Inna Beach, Sanur, Bali, Jumat (23/2/2018).

Proses deklarasi ini berkaitan erat dengan obrolan Jokowi dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Istana Batu Tulis, Bogor, Selasa (20/2/2018). Jokowi pun mengakui pertemuan dengan Megawati malam itu membahas Pilpres.

Ya, kalau saya ngomong (tidak berbicara mengenai pilpres), kan, namanya bohong. Iya, saya berbicara mengenai pilpres," ujar Presiden Jokowi saat ditemui di Kompleks Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (21/2/2018).

Tak hanya deklarasi pencapresan Jokowi di Pemilu 2019, sejumlah keputusan politik penting bagi PDI-P juga lahir dari pertemuan di Istana Batu Tulis.

Di tempat yang sama menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2009, Megawati dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menggelar pertemuan untuk penentuan pencapresan. Saat itu, masing-masing partai menghendaki pimpinannya untuk menjadi calon presiden ( capres).


Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melakukan pertemuan di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/2/2018) malam.

Pertemuan tersebut akhirnya menyepakati posisi Mega sebagai capres dan posisi Prabowo sebagai cawapres. Dalam pertemuan itu, disebut-sebut PDI-P akan mendukung pencapresan Prabowo pada Pilpres 2014.

Demikian pula saat PDI-P mengusung Jokowi di Pemilu 2019, Mega dan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebelumnya kerap berdiskusi di sana.

Hingga akhirnya, Mega yakin untuk mengusung Jokowi di Pemilu 2014 dan hampir semua proses pendalaman ihwal diri Jokowi berlangsung di sana

Istana Batu Tulis tentu memiliki arti penting bagi PDI-P, khususnya Megawati. Di sana lah ayahandanya, Sang Proklamator Presiden Soekarno, pernah meminta jasadnya untuk disemayamkan.

Namun melalui Keputusan Presiden No. 40 Tahun 1970 Presiden Soekarno memutuskan Sang Proklamator dimakamkan di kota kelahirannya, Blitar, Jawa Timur.

Istana yang kini dimiliki keluarga Presiden Soekarno itu, dalam perjalanannya, kerap dijadikan Megawati untuk mengambil sejumlah keputusan politik penting.

Pura Dalem Sakenan 

Namun, pencapresan Jokowi kemarin tak hanya identik dengan simbol keluarga Soekarno yang lekat dengan PDI-P. Jokowi juga memilih lokasi lainnya untuk menanggapi pencapresannya di Pura Dalem Sakenan, Denpasar, Bali.

Pura Dalem Sakenan merupakan tempat suci bagi pemeluk agama Hindu. Tempat ini merupakan tempat memohon kesejahteraan dan keselamatan umat manusia. Karenanya, kerap dilaksanakan upacara Pujawali setiap enam bulan sekali setiap Sabtu Kliwon Wuku Kuningan di sana.

Tempat ini juga merupakan istana bagi Sang Hyang Sandhijaya, sang penjaga samudera dan dunia dari malapetaka.

Saat itu, Jokowi di sana terlebih dahulu membagikan sertifikat tanah kepada masyarakat di sana. Setelah itu, ia menyediakan waktu bagi wartawan yang telah menantinya di depan Pura.

Jokowi terlihat santai dan tak terburu waktu saat melayani wartawan yang menanyainya soal pencapresan dirinya sebagai bagian dari keputusan Rakernas PDI-P. Selama lima menit dengan sabar, santai, serta penuh keriangan ia menjawab pertanyaan wartawan.

Sumber : Berita News || Detik.com