September 9, 2016

INFOJADI | 5 Hal Yang Diperbincangkan Duterte Dengan Jokowi


InfoJadi - Presiden Filipina Rodrigo Duterte memilih Indonesia sebagai tujuan kunjungan kenegaraan pertamanya sejak menjabat pada 30 Juni 2016 lalu. Kunjungan ke Indonesia membincangkan beberapa masalah dan menghasilkan kesepakatan. Apa saja?



Setidaknya ada 5 kesepakatan hasil kunjungan Presiden Duterte ke Jakarta pada Jumat (9/9/2016) kemarin. Berikut rinciannya berdasarkan keterangan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan penjelasan langsung Duterte. 

1. Penanganan 177 WNI yang haji dari Filipina
Presiden Duterte sudah membantu memulangkan 168 WNI dari total 177 WNI yang berhaji menggunakan paspor Filipina. Masih ada 9 WNI lagi di Manila. Presiden Duterte berkomtimen untuk segera memulangkan mereka ke Indonesia setelah proses adminstrasi selesai. Seperti halnya Indonesa, Filipina juga menyelidiki sindikat haji tersebut. Bagi Indonesia, mereka adalah korban sindikat penipuan.



2. Penanganan sekitar 700 orang WNI yang berhaji dari Filipina
Di luar 177 WNI, ternyata ada sekitar 700 WNI yang sudah lebih dulu lolos terbang ke Arab Saudi untuk berhaji menggunakan paspor Filipina. Dalam pertemuan dengan Jokowi, Presiden berusia 71 tahun itu menyatakan siap membantu sepenuhnya pemulangan sekitar 700 WNI tersebut dengan tentu juga melakukan pendalaman.

"Kita melakukan kerja sama dengan intelijen imigrasi Filipina dan kementerian luar negeri Filipina, dengan prinsip mudah-mudahan saat pemulangan prosesnya akan lebih singkat dari yang dialami 177 orang," kata Menlu Retno.



3. Upaya Pembebasan Sandera WNI
Masih ada 9 WNI yang disandera oleh Kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Kepada Jokowi, mantan wali kota Davao itu menyampaikan janjinya membantu pembebasan para WNI secepatnya dan memulangkannya ke Indonesia.



4. Kerja sama keamanan Laut Sulu 
Keamanan di Laut Sulu menjadi perhatian setelah terjadi beberapa kali penculikan dan penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf. Filipina, Indonesia bersama Malaysia sudah meneken deklarasi bersama untuk menjaga keamanan Laut Sulu, melalui patroli bersama dan lainnya. Terkait hal ini, Duterte mengerahkan ribuan tentaranya menyerang wilayah yang dikuasai kelompok Abu Sayyaf.

5. Izinkan TNI AL Ledakkan Perompak Hingga ke Filipina
Dalam pertemuan dengan komunitas warga Filipina di Indonesia, Presiden Duterte menyatakan sudah memberi izin Indonesia dalam hal TNI AL, untuk mengejar perompak hingga ke dalam perairan Filipina. Duterte mengaku sudah bicara dengan Presiden Jokowi agar langsung meledakkan kapal perompak itu.



"Kali ini kami memperjelas, jika pengejaran dimulai di Indonesia dan berlanjut ke perairan internasional, dan di dalam perairan Filipina, mereka (Indonesia-red) bisa terus mengejar dan meledakkan mereka," tegas Duterte dilansir Reuters dan Straits Times.

"Itu kesepakatannya, meledakkan mereka, itu kata-kata saya dengan (Presiden Joko) Widodo, saya mengatakan, 'Ledakkan mereka'," tegas Duterte.