InfoJadi - Salah satu penanganan kanker yang sering dilakukan adalah dengan kemoterapi. Nah, tahukah Anda bagaimana sebenarnya kemoterapi dilakukan?
dr Edi Setiawan Tehuteru, SpA(K), MHA, IBCLC dalam bukunya 'Waspada & Kenali Kanker Pada Anak Sejak Dini' menuliskan bahwa kemoterapi adalah salah satu jenis pengobatan kanker yang menggunakan golongan obat tertentu. Pengobatan ini bertujuan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
"Ada lima kelompok obat anti kanker yaitu kelompok alkaloid vinca, antimetabolit, antibiotik, enzim, dan obat lain yang tidak termasuk dalam kelompok yang sudah ada. Obat kemoterapi juga sebenarnya sudah ditemukan sejak puluhan tahun yang lalu," ucap dr Edi.
Untuk penggunaan obatnya, dr Edi mengatakan bisa diberikan dengan cara ditelan maupun menyuntikkan langsung dalam pembuluh darah atau di bawah kulit. Selain itu bisa juga di ruang antara dua ruas tulang belakang, maupun langsung ke organ tubuh yang terkena kanker.
"Walaupun namanya obat kanker yang bertujuan membunuh sel kanker, tapi obat-obatan ini tidak dapat membedakan mana kawan atau lawan, semua sel normal maupun sel kanker dibasmi habis semua dan hal ini menyebabkan efek samping buat tubuh," sambung dr Edi.
"Efek samping biasanya mual atau muntah, diare, sariawan, perubahan terhadap rasa makanan, rambut rontok, sulit buang air kecil, infeksi, demam, dan gejala seperti flu. Untuk kulit juga seperti kemerah-merahan, memar, kering, gatal atau sensitif terhadap matahari," imbuhnya.
Namun hal tersebut dianggap dr Edi bukan lagi masalah karena dengan kemajuan di bidang farmasi efek samping dari kemoterapi sudah bisa dikurangi. dr Edi memberi contoh seseorang yang mengalami efek samping muntah maka ia akan memberikan obat anti muntah dan menurutnya hampir 100 persen obat anti muntah dapat bekerja dengan baik.
Sumber Detik