November 20, 2016

INFOJADI | Pentingnya Internet Dalam Berbisnis

InfoJadi - Sejumlah kepala negara berkumpul di Lima, Peru, untuk mengikuti serangkaian acara APEC Summit 2016. Salah satu yang dibahas adalah penguatan dan peningkatan Usaha Kecil Menengah (UKM).



Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menjadi wakil Indonesia di pertemuan tersebut mengingatkan pentingnya konektivitas dalam berbisnis. Konektivitas yang dimaksud adalah jaringan internet yang bisa menghubungkan pebisnis ke seluruh penjuru dunia.

Apalagi, kata JK, di tengah ekonomi dunia yang melambat dan perubahan kepemimpinan Amerika Serikat (AS) yang memberikan ketidakpastian, maka setiap negara harus memperkuat ekonomi dalam negeri. Caranya dengan menggenjot bisnis UKM.

"Kekuatan dalam negeri harus ditingkatkan. Salah satu yang harus diperbaiki adalah perdagangan antar region dan internasional untuk UKM itu sendiri," kata JK usai menggelar pertemuan dengan para kepala negara di LCC, Sabtu (19/11/2016) waktu setempat.

"UKM kita butuh banyak perbaikan, mulai dari sistem IT, perbaikan hubungan yang informatif," kata JK.

Para negara-negara yang tergabung dalam APEC sepakat untuk meningkatkan peranan UKM ini dengan cara melakukan pelatihan bersama dan membuka pasar yang lebih luas lagi di tengah ekonomi yang melambat.

"Salah satunya adalah online untuk memenuhi peta informasi UKM mengenai pasar dan produk. Semua ini bisa dijalankan secara online. Katakanlah di pedesaan, pengetahuan mengenai produk ini sangat penting. Jadi kita bisa tahu harga di pasaran berapa, kualitas yang bagus bagaimana, itu pakai internet," kata JK.

Maka dari itu, kata JK, Indonesia sedang bekerja keras untuk menghubungkan seluruh pelosok Indonesia dengan internet. Salah satu pihak yang ingin membantu Indonesia dalam hal ini adalah Mark Zuckerberg sang pendiri Facebook.

"Contoh Mark tadi bilang bisa dihubungkan dengan drone. Drone ini tinggal masalah teknis saja. Dia janjikan segera," kata JK.

Mark menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk menghubungkan internet ke seluruh pelosok menggunakan drone yang bernama Aquila.

JK menambahkan, drone bertenaga matahari itu akan terbang berputar-putar di satu daerah dan memberikan koneksi internet kepada masyarakat yang berada di bawahnya.

Aquila memiliki bentang sayap lebih lebar dari Boeing 737, namun beratnya harus ringan untuk tetap mengudara selama mungkin. Itu sebabnya bodi drone tersebut terbuat dari karbon fiber sehingga beratnya hanya setara grand piano.

Kontrol drone dilakukan melalui software, dari ketinggian sampai arah yang ditentukan dengan GPS. Sedangkan lepas landas dan pendaratan dilakukan secara otomatis.

JK bukan satu-satunya kepala negara yang ditawari solusi konektivitas oleh salah satu juragan Silicon Valley. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga ditawari balon konektivitas oleh Google ketika berkunjung ke markasnya di California.